PEMBAHASAN
A.
Kromosom dan Gen
Sel ini memiliki inti sel atau nukleus,
pada inti sel terdapat jalinan seperti benang halus yang disebut kromosom.
Kromosom inilah yang merupakan pembawa sifat keturunan. Di sepanjang kromosom
terdapat gen yang merupakan penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup. Jadi
baik kromosom maupun gen sama pentingnya dalam penurunan sifat.
Berdasarkan fungsinya, kromosom
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Kromosom Tubuh (Autosom) Yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh.
2. Kromosom Kelamin (Gonosom) Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia
pria atau wanita. Misalnya: pada kromosom lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki 4 pasang kromosom, terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom.
1. Kromosom Tubuh (Autosom) Yaitu kromosom yang menentukan ciri-ciri tubuh.
2. Kromosom Kelamin (Gonosom) Yaitu kromosom yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia
pria atau wanita. Misalnya: pada kromosom lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki 4 pasang kromosom, terdiri atas 3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom.
Jumlah dan bentuk kromosom pada setiap sel tubuh spesies
makhluk hidup adalah tertentu. Misalnya pada manusia pada setiap sel tubuhnya
terdapat 46 buah kromosom atau 23 pasang kromosom. 46 kromosom tersebut berasal
dari ayah 23 buah dan berasal dari ibu 23 buah. Jadi walaupun seorang anak
mirip ayahnya tetap saja setengah dari jumlah kromosom tubuhnya berasal dari
ayah dan setengah dari ibu. Perhatikan bagan berikut.
B.
Istilah – istilah dalam Persilangan
1.
Sel Haploid dan Sel Diploid
Yaitu sel yang memiliki kromosom dalam
keadaan berpasangan atau sel yang memiliki dua set atau dua perangkat kromosom.
Misalnya sel tubuh manusia memiliki 46 buah kromosom yang selalu dalam keadaan
berpasangan sehingga disebut diploid (2n) (di berarti dua, ploid berarti set/
perangkat). Sedangkan sel kelamin manusia memiliki kromosom tidak berpasangan .
Hal ini terjadi karena pada saat pembentukan sel kelamin, sel induk yang
bersifat diploid membelah secara meiosis, sehingga sel kelamin anaknya hanya
mewarisi setengah dari kromosom induknya. Maka dalam sel kelamin (gamet)
manusia terdapat 23 kromosom yang tidak berpasangan atau hanya memiliki
seperangkat atau satu set kromosom saja, disebut haploid (n).
2.
Genotipe
Genotipe adalah susunan gen yang
menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup dan bersifat tetap. Dalam genetika
genotip ditulis dengan menggunakan simbol huruf dari huruf paling depan dari
sifat yang dimiliki oleh individu. Setiap karakter sifat yang dimiliki oleh
suatu individu dikendalikan oleh sepasang gen yang membentuk alel. Sehingga
dalam genetika simbol genotip ditulis dengan dua huruf. Jika sifat tersebut
dominan, maka penulisannya menggunakan huruf kapital dan jika sifatnya resesif
ditulis dengan huruf kecil. Genotip yang memiliki pasangan alel sama, misalnya
BB atau bb, merupakan pasangan alel yang homozigot. Individu dengan genotip BB
disebut homozigot dominan, sedangkan individu dengan genotip bb disebut
homozigot resesif .Untuk genotipe yang memiliki pasangan alel berbeda misal Bb,
merupakan pasangan alel yang heterozigot.
3.
Fenotipe
Fenotip adalah sifat yang tampak pada
suatu individu dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya warna bunga
merah, rambut keriting, tubuh besar, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip
merupakan perpaduan dari genotip dan faktor lingkungan. Sehingga suatu individu
dengan fenotipe sama belum tentu mempunyai genotip sama.
4.
Dominan
Gen dikatakan dominan apabila gen
tersebut bersama dengan gen lain (gen pasangannya), akan menutup peran/sifat
gen pasangannya tersebut. Dalam persilangan gen, dominan ditulis dengan huruf
besar.
5.
Resesif
Gen dikatakan resesif apabila
berpasangan dengan gen lain yang dominan ia akan tertutup sifatnya (tidak
muncul) tetapi jika ia bersama gen resesif lainnya (alelanya) sifatnya akan
muncul. Dalam genetika gen resesif ditulis dengan huruf kecil.
6.
Intermediet
Intermedit adalah sifat suatu individu
yang merupakan gabungan dari sifat kedua induknya. Hal ini dapat terjadi karena
sifat kedua induk yang muncul sama kuat (kodominan). Misalnya bunga warna merah
disilangkan dengan bunga warna putih, menghasilkan keturunan berwarna merah
muda.
7.
Hibrid
Hibrid adalah hasil perkawinan antara
dua individu yang memiliki sifat beda. Bila individu tersebut memiliki satu
sifat beda disebut monohibrid, dua sifat beda disebut dihibrid, tiga sifat beda
trihibrid, dan sebagainya.
8.
Homozigot
Adalah pasangan gen yang sama.
Homozigot dibedakan menjadi dua, yaitu homozigot dominan (Misal AA) dan
homozigot resesif (Misal aa).
9.
Heterozigot
Adalah pasangan gen yang berlainan.
Contoh Aa dan Mm.
10. Alel
Adalah gen yang merupakan pasangan dari
bentuk alternatif terhadap sesamanya dan terletak pada lokus yang bersesuaian pada
kromosom homolog. Contoh : Bb, B adalah alel dari b, dan b adalah alel dari B.
C.
Hukum Mendel
Ilmu yang mempelajari tentang
sifat-sifat yang diwariskan, cara sifat diwariskan, dan variasinya yang terjadi
pada keturunannya disebut ilmu keturunan atau genetika. Seorang tokoh yang
berjasa dalam mempelajari sifat-sifat yang diwariskan dari induk pada
keturunannya ialah Gregor J. Mendel (1822 - 1884) sehingga ia dikenal sebagai
bapak genetika. Dalam percobaannya, Mendel menggunakan tanaman kacang ercis
atau kacang kapri (Pisum sativum).
Adapun alasan Mendel menggunakan tanaman kacang ercis
dalam percobaannya adalah:
1. Memiliki pasangan sifat yang kontras.
2. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang.
4. Mempunyai daur hidup yang relatif pendek.
5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
1. Memiliki pasangan sifat yang kontras.
2. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
3. Mudah dilakukan penyerbukan silang.
4. Mempunyai daur hidup yang relatif pendek.
5. Menghasilkan keturunan dalam jumlah banyak.
Berikut ini ada
7 sifat beda yang mencolok pada tanaman kacang ercis.
Langkah awal yang dilakukan Mendel
adalah menentukan galur murni, yaitu tanaman yang apabila melakukan penyerbukan
sendiri senantiasa menghasilkan keturunan yang sifatnya sama persis dengan
sifat induknya, walaupun penyerbukan tersebut dilakukan berulang -ulang
hasilnya akan tetap sama. Selanjutnya Mendel menyilangkan dua individu galur
murni yang sama-sama memiliki pasangan sifat yang kontras. Misalnya kapri
berbunga merah disilangkan dengan kapri berbunga putih, yang keduanya galur
murni. Dari persilangan tersebut, Mendel mengemukakan beberapa kesimpulan yang
kemudian disebut Hukum Mendel:
1.
Setiap individu
hasil persilangan mengandung gamet dari kedua induknya (bersifat diploid = 2n),
misalnya induk jantan berwarna merah (MM) dan betina (mm) maka keturunannya
memiliki gen Mm.
2.
Hukum Mendel I ( Prinsip Segregasi secara bebas) berbunyi :
“Pada pembentukan gamet, dua gen yang berpasangan akan
dipisahkan ke dalam dua sel atau gamet secara bebas.”
Jadi Mm akan berpisah menjadi dua
gamet, yaitu M dan m.
3.
Hukum Mendel II ( Prinsip berpasangan secara bebas)
berbunyi :
0 komentar:
Posting Komentar