Larutan adalah sediaan cair yang menngandung satu atau
lebih zat kimia yang terlarut. Larutan langsung adalah larutan yang terjadi
karna hanya sebuah peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Larutan tidak
langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karna peristiwa fisika.
Larutan dapat digolongkan pula menjadi larutan molekuler , miseler, dan
makromolekuler. Larutan mikromolekuler adalah suatu larutan yang secara
keseluruhan mengandung mikro init yang terdiri atas molekul atau ion, eperti
alkohol, gliserin, ionatrium, dan ion clorida dengan ukuran 1-10 Ampere.
Larutan miseler adalah suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut
berupa agregat (misel) baik dalam bentul molekul atau ion.Jadi larutan miseler
dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid. Larutan makromolekuler
adalah larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan
mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari
mikromolekuler.Mis. Larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin dan larutan
polifinil pirolidon.
Dalam istilah kimia fisik, larutan dapat di pisahkan dari campuran
yang mana saja dari tiga macam keadaan zat yaitu padat,cairan dan gas.
Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukan
konsentrasi maksimum larutan yang dapat di buat dari bahan dan pelarut
tersebut.bila suatu pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut
sampai batas gaya melarutkanya, larutan ini disebut larutan jenuh.
Suhu merupakan faktor yang penting dalam menentukan kelarutan dan
dalam mempersiapkan larutannya. Kebanyakan bahan kimia menyerap panas bila di
larutkan di tekanan mempunyai panas larutan negative, yang memyebabkan
meningkatnya kelarutan dan kenaikan suhu. Segolongan kecil bahan kimia
mempunyai panas larutan positif dan menunjukan berkurangnya kelarutan dengan
tenakanan suatu kenaikan suhu. disamping suhu, faktor-faktor lain juga
mempengaruhi kelarutan ini.
Kelarutan suatu zat pelarut tertentu dapat diketahui dengan membuat
larutan jenuh dari zat itu pada suhu yang spesifik dan penentuan
jumlah zat yang larut dalam sejumlah berat tertentu dari larutan dengan
cara analisis kimia. Dengan perhitungan sederhana, dapat ditentukan jumlah pelarut
dibutuhkan untuk mularutkan sejumlah zat terlarut.
A.
LANDASAN
TEORI
1.
Uji
Millon
Pereaksi Millon adalah larutan
merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Jika pereaksi ini ditambahkan
pada larutan protein maka akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah
menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol-fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.Tetapi khusus untuk proteoso dan pepton secara langsung akan
menghasilkan larutan yangberwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam
kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang akan
dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi
dengan asam (bukan HCl). Jika tidak, ion merkuri dari pereaksi akan mengendap sebagai
Hg(OH)2. Ion Cl- dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor
yang dapat merusak kompleks berwarna.
2.
Reagen
Millon
Reagen Millon adalah larutan asam nitrat
yang mangandung raksa (I) nitrat dan raksa (II) nitrat. Bila reagen millon
dicampurkan dengan larutan yang mengandung protein akan terbentuk endapan putih
yang akan berubah merah bila dipanaskan. Reagen yang dipanaskan dalam uji
millon adalah larutan merkuri dan ion merkuro dalam suasana asam nitrat. Warna
merah yang terbentuk mungkin adalah garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi
reagen Millon's adalah sebuah reagen analisis yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan larut protein.
3.
Uji
Biuret
Reagen biuret berfungsi untuk
menguji kandungan protein dalam suatu zat (makanan) —–> apabila setelah
ditetesi biuret, makanan/ sari makanan yang mengandung protein akan berubah
menjadi berwarna ungu. Uji ini didasarkan pada reaksi pembentukan kompleks Cu2+
dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa.Hasil
positifnya akan membentuk warna ungu. Uji Biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan
peptida), tetapi tidak dapat menunjukkan asam amino bebas. Zat yang akan
diselidiki mula-mula ditetesi larutan NaOH, kemudian ditetesi larutan
tembaga(II)sulfat yang encer. Jika terbentuk warna ungu berarti zat itu
mengandung protein.
4.
Lar.
Kasein
Kasein adalah zat yang digunakan
sebagai stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai
dalam endapan koloida air susu.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau digunakan dalam ofset sebagai bahan peka cahaya dalam pembuatan pelat.
5.
Lar.
Gelatin
Gelatin
adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada
kulit, tulang dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran umurnnya
diproduksi dari kulit dan tulang sapi atau babi.
6.
Lar.
Nartrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida adalah sejenis basa
logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin
yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang
industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun
dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa
yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%.
7.
Lar.
Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol,
alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan
alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol
dan termometer modern. Etanol adalah salah satu
obat rekreasi yang paling tua. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal,
dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil
eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan
"Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
8. Lar. Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatikdari
gas hidrogenklorida
(HCl). Larutan ini adalah asam kuat dan merupakan komponen
utama dalam asam
lambung. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia
dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan
asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium,
H3O+. Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl−. Asam klorida
oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam
kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air. HCl merupakan bahan
baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride
(PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan
flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa.
Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik
akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan
sebagai standar
primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya
bergantung pada tekanan atmosfernya
ketika dibuat. HCl juga merupakan larutan elektrolit.
B.
HASIL
PANGAMATAN
1.
Hasil
Pengamatan Uji Millon
No Tabung
|
Jenis
Larutan (2 ml)
|
Hasil
|
1
|
Lar.
Albumin
|
Warna awal sebelum dipanaskan berwarna
bening.
ü Pemanasan
1 :
Warna mulai menjdai putih keruh dan mulai ada
endapan pada menit ke dua.
ü Pemanasan
2 :
Warna tetap seperti pemanasan 1 putih keruh tetapi
pemanasan 2 ini berendap semua.
|
2
|
Lar.
Gelatin
|
Warna awal sebelum dipanaskan
berwarna kuning.
ü Pemanasan
1 :
Warna mulai menjadi kuning keruh dan tidak ada
endapan.
ü Pemanasan
2 :
Warna berubah menjadi kuning tidak terlalu keruh
dan hamper mengendap.
|
3
|
Lar.
Kasein
|
Warna awal sebelum dipanaskan
berwarna bening.
ü Dalam
pemanasan 1 dan pemanasan 2 tidak terjadi perubahan warna. Warna tetap bening
dan tidak ada endapan yang terjadi
|
2.
Hasil
Pengamatan Uji Biuret
No Tabung
|
Jenis
Larutan
|
Hasil
|
1
|
1
ml Lar. Albumin
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
![]() ![]() |
2
|
1
ml Lar. Gelatin
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
![]() ![]() |
3
|
1
ml Lar. Kasein
1
ml NaOH
2
tetes CuSO4
|
![]() ![]() |
3.
Hasil
Pengamatan Uji Pengendapan
No Tabung
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
|
1
ml HCl 0,1 N
6
ml etanol 95%
|
Larutan atas berwarna putih
bening. Bawah berwarna putih susu, diantara kedua lapisan terdapat warna
kuning. Endapan berwarna putih dan tidak larut
|
2
|
1
ml NaOH 0,1 N
6
ml etanol 95%
|
Terbagi 3 lapisan, lapisan atas
berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah berwarna putih bening. Lapisan
bawah berwarna putih susu dan terdapat endapan puth susus. Larutan bawah
encer
|
3
|
1
ml Buffer asetat
6
ml etanol 95%
|
Terbagi menjadi 3 lapisan :
atas berwarna putih dan menggumpal, lapisan tengah putih keruh, lapisan bawah
putih tapi encer. Terdapat putih susu, larutan pereaksi larut saat di
panaskan.
|
1 komentar:
tenkz info blogx
Posting Komentar