PENDAHULUAN
1. Dasar tori
Protein berasal
dari bahasa Yunani protos, yang berarti “yang paling utama”.
Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung komposisi rata-rata
unsur kimia yaitu karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 26%, dan
kadang kala sulfur 0-3% serta fosfor 0-3%. Protein merupakan komponen utama sel
hewan dan manusia. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik
karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir darah atau eritrosit yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh, adalah salah
satu jenis protein. Terdapat ikatan kimia lain dalam protein yaitu ikatan
hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan elektrostatik, dan ikatan Van Der
Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap beberapa faktor yaitu pH, radiasi,
suhu, medium pelarut organik, dan detergen.
Penggolongan protein
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:
A. Berdasarkan struktur molekulnya. Struktur protein terdiri dari
empat macam:
1)
Struktur
primer (struktur utama)
Struktur ini terdiri dari
asam-asam amino yang dihubungkan satu sama lainsecara kovalen melalui ikatan peptida.
2)
Struktur
sekunder
Protein sudah mengalami interaksi intermolekul,
melalui rantai samping asam amino. Ikatan yang membentuk struktur ini, didominasi
oleh ikatan hidrogen antar rantai samping yang
membentuk pola tertentu bergantung pada orientasi ikatan hidrogennya.
3)
Struktur
tersier
Terbentuknya karena adanya pelipatan membentuk
struktur yang kompleks. Pelipatan
distabilkan oleh ikatan hidrogen, ikatan disulfida, interaksi ionik,ikatan
hidrofobik, ikatan hidrofilik.
4)
Struktur Kuartener
Terbentuk dari beberapa bentuk tersier, dengan kata
lain multi sub unit. Interaksi intermolekul antar sub unit protein ini
membentuk struktur keempat/kuartener.
B. Berdasarkan Bentuk dan Sifat Fisik
1. Protein Globular
Terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain
(berlipat rapat) membentuk bulat padat. Misalnya enzim, albumin, globulin,
protamin, protein ini larut dalam air, asam, basa dan etanol.
2. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa
serat-serat yang tersusun memanjang dan memberikan peran struktural atau
pelindung. Protein ini tidak larut dalam air, asam, basa maupun etanol.
C. Berdasarkan Fungsi Biologi
Pembagian protein didasarkan pada fungsinya di dalam
tubuh, antara lain:
1. Enzim (ribonukease, tripsin)
2. Protein transport (hemoglobin, mioglobin, serum,
albumin)
3. Protein nutrien dan penyimpan (gliadin/gandum,
ovalbumin/telur, kasein/ susu, feritin/ jaringan hewan)
4. Protein kontraktil (aktin dan tubulin)
5. Protein struktural (kolagen, keratin, fibrion)
6. Protein pertahanan (antibodi, fibrinogen dan trombin,
bisa ular)
7. Protein pengatur (hormon insulin dan hormon
paratiroid)
D. Berdasarkan Daya Larutnya
1.
Albumin
Larut air, mengendap
dengan garam konsentrasi tinggi.
2.
Globulin Glutelin
Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa
encer.
3.
Gliadin (prolamin)
Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100
4.
Histon
Bersifat basa, cenderung berikatan dengan asam nukleat
di dalam sel. Globin bereaksi dengan heme (senyawa asam menjadi
hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat (jenuh 30-50%)
5.
Protamin
Larut dalam air dan
berdifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi nukleoprotamin
(sperma ikan).
Sifat-sifat penting protein :
1.
Ionisasi : apabila larut dalam air akan membentuk ion
positif dan negatif
2.
Denaturasi : perubahan konformasi serta posisi protein
sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuan menunjang aktivitas organ
tertentu dalam tubuh hilang.
3.
Viskositas : tahanan yang timbul adanya gesekan antara
molekul didalam zat cair yang mengalir.
4.
Kritalisasi : proses yang sering dilakukan dengan
jalam penambahan garam amonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan
pH pada titik isolistriknya.
5. Sistem Koloid : sisten yang heterogen terdiri atas dua
fase yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium atau pelarutnya
(Poedjiadi, 1994)
Fungsi
Protein:
1. Sebagai katalis reaksi enzimatis
2.
Sebagai sarana transportasi, sejumlah protein spesifik
berperan sebagai proses transport ion dan molekul-molekul kecil.
3.
Sebagai koordinasi dalam pergerakan, yaitu sebagai
pembantu sel dalam berkontraksi
4.
Sebagai pendukung mekanik/kerangka
5. Sebagai pertahanan kekuatan kulit dan tulang
6. Sebagai sistem kekebalan atau perlidungan yaitu
pertahanan sel dalam serangan benda asing.
7. Penghasil dan penerus rangsangan sistem saraf.
MATERI
DAN METODE
2.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Pratikum dilaksanakan
di pusat laboratorium biosain Politeknik Negeri Jember pada hari senin tanggal
01 April 2013 pukul 09.30-12.00 WIB.
2.2Bahan dan Alat
A. Bahan
·
Albumin
·
Gelatin
·
Kasein
·
Riagen Millon
·
NaOH 0,1 N
·
CuSO4 0,1 N
·
HCl 0,1 N
·
NaOH 0,1 N
·
Buffer asetat 1 M
·
Etanol 95%
B.
Alat
·
Tabung
reaksi
·
Waterbath
·
Beacker
glass
·
Pipet
ukur
·
Rak
tabung reaksi
2.3Pelaksanaan Praktikum
A. Uji
Millon
1. Siapkan
3 buah tabung reaksi yang bersih.
2. Masing-masing
tabung di isi dengan 2 ml albumin, gelatin, kasein
3. Msing-masing
tabung diisi regaen millon sebanyak 4 tetes
4. Kemudian
panaskan dalam air yang mendidih selama 5 menit
5. Amati
perubahan warna dan endapan
B. Uji
Biuret
1. Siapkan
3 buah tabung reaksi yang bersih
2. Masukkan
pada masing-masing tabung 1 ml albumin,
glatin, kasein
3. Tambahkan
NaOH 1 ml dan CuSO4 0,1 sebanyak 2tetes pada ketiga tabung
4. Amati
perubahan yg terjadi
C. Uji
Pengendapan
1. Siapkan
3 tabung reaksi dan isi masing-masing 5 ml protein
2. Pada
tabung pertama tambahkan 1ml HCl 0,1 M, dan 6 ml ethanol 95%, tabung ke dua
NaOH 0,1 M dan 6 Ml ethanol 95% serta tabung ke tiga buffer asetat dan 6 ml
ethanol 95%
3. Letakkan
tabung dalam air mendidih selm 5 menit
Hasil dan Pembahasan
Uji
millon
No
|
Jenis
larutan
|
Hasil
|
1
|
Albumin+4 tetes
reagen millon
|
Berwarna putih
dan menggumpal dari cair menjadi padat
|
2
|
Glatin + 4 tetes
reagen millon
|
Berwarna kuning
mudah dari padat menjadi cair
|
3
|
Kasein + 4 tetes
regen millon
|
Berwarna bening
cair
|
Uji
biuret
No
|
Jenis
larutan
|
Hasil
|
1
|
Albumin + NaOH
1ml +CuSO4 0,1 N 2 tetes
|
Menjadi ungu cair
|
2
|
Glatin + NaOH +
CuSO4 0,1 N 2 tetes
|
Menjadi ungu
kental (jeli)
|
3
|
Kasein + NaOH +
CuSO4 2 tetes
|
Biru cair
|
Uji
pengendapan
No
|
Pereaksi
|
Hasil
|
1
|
1 ml HCl 0,1 N 6
ml etanol 95%
|
Berwarna putih
tulang tidak mengendap/tercampur
|
2
|
1 ml NaOH 0,1 N 6
ml etanol 95%
|
Agak tercampur
terdapat endapan
|
3
|
1 ml buffer
asetat 6 ml etanol 95%
|
Menggumpal
|
Pembahasan
Pada uji biuret dihasilkan warna violet/ungu.
Hal ini disebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks
antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas
warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.
Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif
terhadap biuret.
Pada uji pengendapan logam dihasilkan endapan
berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang
berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam
Pb dengan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif.
Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif dapan
menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg
yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat
menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein dasar reaksi pengendapan
oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila
protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya
muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein
dan dihasilkan garam protein yang mengendap. Endapan ini akan melarut kembali
dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini adalah reversibel.
Kesimpulan
1. Pada uji biuret Pembentukan
warna ungu diperoleh dari Cu2+ yang bersifat basa bereaksi dengan
polipeptida.
2. Protein
terendapkan oleh logam berat seperti Pb dan Hg. Dan yang lebih cepat bereaksi
adalah larutan yang ditambahkan Hg, karena tetapan disosiasi HgCl2 lebih
besar daripada PbSO4.
3.
Albumin adalah protein natural,
sedangkan gelatin adalah protein yang sudah di campurkan.
4.
Uji koagulasi mengakibatkan putusnya
ikatan peptida
5.
Denaturasi protein dipengaruhi oleh
pH.
3 komentar:
bermanfaat terima kasih
sip (y)
artikel yang bagus
sangat bermaanfaat
Posting Komentar